My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Tips Jual Murah / Jual Rugi



Ini adalah lanjutan dari artikel2 soal "perang harga". sebelum lanjut, saya menyarankan anda baca dulu artikel2 itu:




Mungkin anda bertanya2, kenapa banyak seller2 (khususnya di Marketplace), jual barang bisa murah banget. Apa mereka jual rugi? kok bisa jual rugi?

Saya juga melakukan hal yang sama, jual beberapa barang yang harganya super duper murah, bahkan ada yang jual rugi.. Teknik marketing ini beda2 tiap seller, kalau saya menjalankannya seperti ini:

Jual rugi = marketing

Saya ada produk masker, yang kadang didiskon jadi 100 rupiah! jelas banget jual rugi kan? ga mungkin ada HPP yang di bawah 100 rupiah per pcs untuk masker.

masker seharga 100 rupiah, jual rugi di Shopee
masker seharga 100 rupiah, jual rugi di Shopee



Aslinya masker tersebut HPP-nya adalah 1500 rupiah, itu-pun saya ga ngitung pemakaian kainnya, karena kainnya sendiri merupakan sisa limbah produksi produk2 yang lain.

Berarti jika saya menjual 100 rupiah, dan HPP nya 1500, saya lost/rugi minimal 1400 rupiah! belum lagi keitung packaging, gaji karyawan, dan lain sebagainya.

biar gampang, saya menetapkan untuk produk masker ini, saya rugi 2500 rupiah (rugi HPP + packaging).

Sebenernya, saya tidak menganggap itu rugi, tapi itu biaya marketing

Ketika saya ngasih diskon jadi 100 rupiah untuk barang tersebut, saya batasi pembelian hanya 1 pcs / transkasi. Artinya saya ada cost marketing sebesar 2500 rupiah / transkasi. Ini masih jauh lebih murah ketimbang biaya keseluruhan marketing / transkasi saya, yang dikisaran 8000 rupiah / transaksi.

Jadi saya rugi apa untung? tergantung... lanjut ke poin selanjutnya..

Tidak diiklankan

Produk yang super murah tersebut JANGAN DIIKLANKAN.. jadinya nanti double2 perhitungan marketingnya, membingungkan, tambah rugi nantinya.

Karena sebenernya, dengan harga murah banget sudah menjadi daya tarik tersendiri, sudah menjadi marketing tersendiri. Sepengalaman saya, produk2 yang dijual super duper murah itu hasil pencarian organic-nya lambat laun akan bagus.

Jadi ga perlu khawatir ga ada yang liat produknya. Fokus ke organic

Audience harus sama

Teknik ini sebenenrya udah mahfum banget dilakukan di dunia retail.. Katanya warung-warung kecil, jual rokok dengan hagra modal, ga ngambil untung. Karena orang yang beli rokok itu banyak sekali, si warung2 ini berharap orang dateng ke warung bukan hanya belanja rokok, tapi belanja produk lainnya. Garem kek, sayur kek, cemilan kek, kopi kek, dannn lain sebagainya.

Itu bahasa kerennya adalah cross selling..

Tapi hati hati, sarat utama MUDAH cross selling adalah audience dari produk tersebut harus sama dengan produk unggulan anda.

Contoh kasus, soal masker yang saya jual 100 rupiah. Masker tersebut adalah masker headloop, yang target market-nya adalah wanita berjilbab. Produk2 saya yang lain, target market-nya adalah ibu ibu muslim yang punya anak.

Artinya ada irisan audience yang beli masker saya tadi, dengan audience produk saya yang lain. Harapannya ibu2 yang lagi nyari masker, eh liat jg produk saya yang lain, checkout juga deh dengan produk yang lain.

Logikanya sederhana kan? tapi masih belum tentu berhasil...

Tingkat repeat order

Sejujurnya kalau saya hanya melihat 3 hal di atas, saya masih rugi. Apalagi gak ketauan, si pembeli yang checkout si masker + produk lain itu apakah melihat masker duluan atau melihat produk lain duluan? tidak terdeteksi.

Belum lagi banyak banget yang hanya beli masker doang. hanya checkout 100 rupiah! faktanya gitu.

Nah perlu dicek tingkat repeat order anda. Tingkat repeat order saya itu sekitaran 15%. Jadi meski saya merugi di pembelian pertama, saya punya peluang untuk dapet untung sebesar 15% di transaksi berikutnya.

Kalau tingkat repeat order anda rendah sekali, bisa bisa ga akan balik modal dengan jual rugi. Ini penting mesti anda ukur, emang ga mudah ngitung2nya, tapi ya harus dilakukan. Clue dari saya, kelompokkan berdasarkan nomor HP yang sudah standarize.

Jadi gabungkan seluruh data penjualan anda, dari marketplace, WA atau dari web sendiri. Kelompokkan orderan berdasarkan nomor HP yang formatnya udah sama. Dari situ keliatan, ada berapa banyak orang yang order cuma 1x doang, ada berapa banyak yang 2x, 3x, dst.. ketemu lah tingkat repeat order dari toko anda.

Berapa tingkat repeat order yang bagus? coba baca ini: Tingkat Repeat Order Jualan Baju

Evaluasi

Teknik ini perlu evaluasi berkala, minimal seminggu sekali. Ini sangat beresiko.

Prinsip evaluasinya sebenernya simple: kumpulkan semua transaksi yang mengandung barang yang anda jual rugi, totalkan semua hasil penjualannya, hitung gross profit dari seluruh penjualan tersebut. Apakah untung / rugi? apakah nutup gaji? apakah nutup operasional?

ya konsepnya sih gitu doang, tapi ngitungnya emang ga mudah.. Apalagi kalau pencatatan sales anda tidak rapi, atau hanya mengandalkan apa yang marketplace kasih, susah.

0 Response to "Tips Jual Murah / Jual Rugi"

Posting Komentar