My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

GMV Max Bisa Diulik Tapi Percuma Kalau Demand Shopee Turun

GMV Max Bisa Diulik Tapi Percuma Kalau Demand Shopee Turun

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, teman-teman. Di video ini saya mau bahas soal GMV Max di Shopee Ads. Banyak yang nanya, “Bang, GMV Max bisa diulik nggak sih?” Jawaban saya: bisa, tapi signifikansinya rendah. Artinya, perubahan yang kita lakukan biasanya nggak terlalu berpengaruh besar terhadap hasilnya.

Ngulik GMV Max Memang Bisa, Tapi Dampaknya Kecil

Misalnya nih, teman-teman jual produk yang demand-nya lagi turun, contohnya produk Labubu. Mau diulik kayak gimana pun, performa GMV Max tetap aja nggak bakal naik. Soalnya, masalahnya bukan di iklan, tapi di demand pasar yang memang sedang menurun.

Waktu masih zaman manual ads, kita bisa cari kata kunci yang lebih “indie” — nyari celah lewat keyword yang orang lain belum temukan. Tapi sekarang, dengan sistem GMV Max yang serba otomatis, ruang untuk eksplorasi itu jadi terbatas. Hasil akhirnya, tetap aja yang paling menentukan adalah produknya sendiri.

Produk Tetap Jadi Kunci Utama

Baik zaman manual maupun zaman GMV Max, produk tetap nomor satu. Bedanya, kalau dulu produk kita bagus tapi ngiklan salah, hasilnya bisa kacau. Sekarang, kalau produknya tepat dan demand-nya lagi bagus, GMV Max bisa jalan dengan sendirinya tanpa banyak repot.

Contoh Nyata: Iklan Produk Halloween

Saya kasih contoh dari toko saya sendiri. Saya jual produk bertema Halloween — tengkorak dan dekorasi seram gitu. Selama 30 hari, saya pasang iklan GMV Max dengan budget awal Rp50.000 per hari, lalu saya naikkan ke Rp100.000 setelah performanya bagus. Setelah tren Halloween mulai habis, saya turunkan lagi budget-nya dan akhirnya exit.

Total pengeluaran iklan sekitar Rp970.000 termasuk PPN, dengan omzet kotor sekitar Rp3,6 juta. Setelah potong biaya admin 15% dan HPP produk, saya masih dapat untung kotor sekitar Rp640.000. Kalau satu toko bisa segitu, bayangin kalau ada 30 sampai 50 toko yang performanya mirip — lumayan banget.

Dan menariknya, saya nggak repot sama sekali. Nggak main fake order, nggak utak-atik ROAS, cuma biarin aja iklannya jalan. Karena produknya lagi tren, semuanya otomatis lebih mudah.

Faktor Demand Lebih Penting dari Setting Iklan

Kalau performa iklan teman-teman turun, hal pertama yang wajib dicek adalah demand. Kadang bukan karena iklan jelek, tapi karena minat pasar memang menurun. Misalnya, saya pantau kata kunci “sepatu futsal” di Shopee: di bulan Agustus demand-nya sekitar 500 ribu, tapi dua bulan kemudian turun hampir separuhnya. Otomatis, jualan sepatu futsal jadi berat, meskipun pakai GMV Max sekalipun.

Di kondisi kayak gitu, daripada pusing ngulik iklan, lebih baik switch gear — ganti ke produk yang lagi naik tren. Contohnya, dari sepatu futsal pindah ke sepatu padel atau sepatu badminton. Intinya, adaptif. Kalau enggak, kita akan ketinggalan pasar.

Kesimpulan

Jadi, apakah GMV Max bisa diulik? Ya, bisa. Tapi hasilnya kecil. Yang lebih signifikan justru produk dan demand. Kalau demand-nya naik, GMV Max otomatis perform dengan baik. Tapi kalau demand turun, seberapa canggih pun trik iklan yang kita pakai tetap aja susah.

Saran saya, fokus ke riset produk dan tren pasar. Karena di Shopee, jualan itu bukan soal siapa yang paling jago ngulik iklan, tapi siapa yang paling cepat menangkap tren.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

0 Response to "GMV Max Bisa Diulik Tapi Percuma Kalau Demand Shopee Turun"

Posting Komentar