Opini Saya tentang Toco: Marketplace Baru yang Ramai Dibicarakan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Di video kali ini saya ingin membahas soal Toco. Saya sendiri sempat bingung, ini sebenarnya penyebutannya "Toco" atau "Tocok". Tapi setelah saya telusuri, memang brand-nya adalah Toco. Saya melihat nama ini ramai diperbincangkan di berbagai grup WhatsApp dan Telegram belakangan ini.
Toco Sudah Lama Ada
Jujur, saya juga sempat heran kenapa Toco tiba-tiba ramai. Padahal setelah saya cari, akun Instagram Toco ternyata sudah aktif sejak November 2023. Artinya, platform ini bukan baru muncul sekarang, tapi memang sudah lebih dari satu tahun berjalan.
Mungkin saja Toco baru mendapatkan pendanaan atau momentum baru, karena saya tidak menemukan berita resmi yang menjelaskan kenapa mendadak jadi ramai.
Tidak Ada Diferensiasi yang Jelas
Dari hasil riset dan opini pribadi saya, Toco belum menunjukkan diferensiasi yang kuat dibanding marketplace besar seperti Shopee dan TikTok. Dari sisi pembeli, saya pribadi belum menemukan alasan kuat kenapa harus belanja di Toco. Bahkan istri saya pun masih setia dengan ShopeePay setiap kali belanja online.
Dari sisi penjual, keunggulan yang sering disebutkan Toco adalah bebas admin fee dan konsepnya yang berbasis komunitas. Tapi jujur saja, saya masih kurang paham maksud "berbasis komunitas" di sini seperti apa. Soalnya semua platform juga punya komunitasnya masing-masing, termasuk YouTube dengan community policy-nya.
Admin fee gratis juga bukan hal baru. Shopee dan TikTok pun dulu memulainya dengan biaya admin rendah atau bahkan gratis di awal. Jadi menurut saya belum ada pembeda yang kuat dari Toco sejauh ini.
Siapa di Balik Toco?
Kalau kita lihat pemain lama seperti Kaskus dan Blibli, keduanya punya dukungan besar dari grup besar seperti Djarum, BCA, atau Salim Group. Tapi untuk Toco, saya belum menemukan informasi siapa yang ada di belakangnya. Padahal, dukungan finansial besar sangat penting kalau ingin menyaingi Shopee atau TikTok yang punya modal nyaris tak terbatas.
Belajar dari Marketplace Sebelumnya
Saya masih ingat masa-masa ketika Lazada, Shopee, Elevenia, dan Matahari Mall sedang naik daun. Waktu itu muncul banyak OKB (Orang Kaya Baru) dari penjual online yang mendadak sukses besar. Biasanya, kehadiran para OKB ini bikin gaung platform jadi besar karena banyak flexing dan cerita sukses yang viral.
Hal yang sama juga terjadi di TikTok Shop. Banyak penjual baru yang mendadak laris berkat kekuatan konten video pendek atau VT di sana. Sementara di Toco, saya belum melihat munculnya gelombang OKB yang bisa memicu efek bola salju seperti itu.
Saran untuk Toco dan Penjual Baru
Kalau Toco ingin bersaing dengan Shopee dan TikTok, menurut saya kuncinya adalah menciptakan banyak OKB. Caranya terserah mereka — bisa dengan bakar uang, promosi besar, atau program dukungan penjual. Selama itu belum terjadi, saya pribadi memilih untuk wait and see.
Saya sendiri sudah daftar dan sempat upload produk di Toco. Walau masih ada kendala teknis seperti produk yang belum bisa dibuka, saya anggap ini langkah awal saja. Kalau nanti ternyata muncul banyak OKB di sana dan gaungnya mulai besar, baru mungkin saya akan lebih serius mengoptimasi toko saya di Toco.
Penutup
Kesimpulannya, saat ini saya belum melihat diferensiasi dan daya saing kuat dari Toco dibanding Shopee dan TikTok. Tapi bukan berarti Toco tidak punya peluang. Jika mereka mampu menciptakan ekosistem yang memunculkan banyak penjual sukses, bisa jadi Toco akan jadi kekuatan baru di dunia e-commerce Indonesia.
Bagaimana menurut teman-teman? Silakan tulis pendapat kalian di kolom komentar. Jangan lupa subscribe dan dukung terus channel saya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

0 Response to "Opini Saya tentang Toco: Marketplace Baru yang Ramai Dibicarakan"
Posting Komentar