My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Dropship 95%: Worth It? Menghadapi Supplier Lebih Murah + Update Omzet 30 Hari

Dropship 95%: Worth It? Menghadapi Supplier Lebih Murah + Update Omzet 30 Hari

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, teman-teman. Di tulisan ini saya merangkum jawaban atas dua pertanyaan yang sering muncul: apakah dropship masih worth it, dan bagaimana kalau supplier menjual lebih murah dari kita. Saya juga sertakan sedikit laporan performa 30 hari terakhir agar ada gambaran nyata.

Catatan Pendahuluan

Terkait pertanyaan “dropship halal atau tidak”, saya tidak dalam posisi memberi fatwa. Di video saya menyebut pernah membaca kisah jual-beli tanpa memegang barang; topik itu tidak saya bahas tuntas di sini.

Kenapa Saya Beralih ke 95% Dropship

  • Fokus saat ini 95% dropship. Saya masih menyisakan sedikit produk sendiri (dua artikel), dan untuk sekarang belum berencana menambah.
  • Biaya operasional rendah. Tidak perlu gudang besar, tidak perlu stok, dan karyawan untuk jualan online hanya satu admin chat yang bekerja WFH.
  • Tidak ada biaya produksi & inventory. Karena tidak menimbun bahan baku dan barang, beban biaya jadi ringan.
  • Cash flow lebih enteng. Saya pernah mengalami produksi massal; omzet besar tapi arus kas tersendat karena uang “nyangkut” di barang. Dengan dropship, titik berat itu berkurang.

Update 30 Hari Terakhir

Dalam 30 hari terakhir, omzet saya kira-kira setara 6 jutaan per hari dengan komposisi ±95% dropship. Untuk gambaran bulanan yang saya sebut di video:

  • September: sekitar 5 jutaan (angka dibahas singkat di video).
  • Agustus: sekitar 400 jutaan.
  • Oktober (per tanggal 28): sekitar 180 jutaan.

Besar-kecilnya hasil itu sangat relatif tergantung biaya. Iklan sama-sama perlu, tapi di model dropship total biaya lain lebih ringan sehingga margin bisa tetap sehat.

Apakah Dropship Masih Worth It?

Buat saya, iya. Dengan biaya operasional yang ramping, arus kas yang ringan, dan fleksibilitas tinggi, hasilnya cukup untuk kebutuhan utama sehari-hari. Sisa energi dan waktu saya arahkan ke pengembangan ekosistem belajar (kelas/bootcamp) agar bisa tumbuh bareng.

“Gimana Kalau Supplier Lebih Murah?”

  1. Jangan hidup dari “adu murah” saja. Adu harga itu strategi paling mudah, tapi jika hanya itu andalan kita, menurut saya itu kurang profesional. Masih banyak taktik lain di luar harga.
  2. Supplier tidak akan ambil 100% market. Meski mereka termurah, realitanya pasar luas dan berlapis. Kita tetap bisa mengambil “remehan roti” dari segmen yang tidak mereka jangkau.
  3. Pilih medan yang tepat. Kalau adu murah langsung melawan supplier memang berat. Tapi bersaing sehat dengan sesama reseller dan bermain di sisi non-harga (kecepatan respon, konten, bundling, layanan) lebih realistis.

Produk FOMO vs. Komoditas

  • Produk FOMO (Fear of Missing Out) cenderung kurang sensitif harga. Banyak pembeli ingin cepat karena takut ketinggalan tren; ketemu, cocok, langsung beli.
  • Produk komoditas (contoh: popok, susu, kertas) biasanya sensitif harga dan tidak mendesak; pembeli bisa menunda dan membandingkan lebih lama.

Strategi konten, kecepatan, dan positioning di kanal penjualan dapat mengompensasi selisih harga saat menghadapi supplier yang lebih murah.

Percepatan Belajar di “Sindikat Dropship”

Kalau ingin percepatan, silakan gabung di Sindikat Dropship. Investasinya Rp9 juta untuk belajar dan praktik bareng jangka panjang.

  • Fasilitator/Mentor: saya dan Mas Soni Kurniawan.
  • Pra-sindikat: “dicuci” dulu lewat bootcamp 2 bulan (±8 pekan sesi Zoom + modul).
  • Setelah lulus: masuk ke ekosistem Sindikat Dropship untuk kolaborasi jangka panjang.
  • Info & pendaftaran: ghanirozaqi.com

Penutup

Kesimpulannya, dropship masih worth it buat saya, dan soal supplier yang lebih murah bukanlah akhir cerita. Fokuslah ke pasar, manfaatkan produk yang kurang sensitif harga, dan perkuat faktor non-harga. Kalau mau bareng-bareng belajar dan praktik, silakan mampir ke ghanirozaqi.com. Jangan lupa subscribe, dan semoga bermanfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

0 Response to "Dropship 95%: Worth It? Menghadapi Supplier Lebih Murah + Update Omzet 30 Hari"

Posting Komentar