My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Menjamurnya online shop siapa yang dirugikan?

Saya sudah pernah bahas bedanya bisnis online dan bisnis offline, bisa baca di sini: https://www.garoblogz.com/2020/08/bisnis-online-versus-bisnis-offline.html

Yang pada intinya adalah bahwa pengkategorian bisnis offline dan bisnis online di zaman sekarang ini udah ga relevan. Semua bisnis harus GO online, dan saya rasa semua owner bisnis sekarang sudah punya akses ke internet. ya ga?

Tukang baso aja dipanggilnya sekarang melalui WA.. apa ini bukan bisnis online namanya?

Jadi.. saya ulangi.. tidak ada bisnis online dan bisnis offline, semua bisnis emang harus go online, tapi ga semua bisnis harus punya offline store..

Kalau pernyataannya adalah online shop, ini masih boleh. Online shop dan offline shop adalah 2 hal berbeda. Online shop itu biasanya ga keliatan seperti toko, tata letaknya seperti gudang, tidak mementingkan display, tidak mengharapkan orang datang untuk belanja. 

Di sisi lain, ada offline shope, atau toko. ini biasanya toko di mall, toko di ruko pinggir jalan dan seterusnya.

Suatu brand atau perusahaan sangat memungkinkan punya offline shop dan online shop. Karena keduanya sebenernya ga bertentangan. Saya pernah lihat, offline shop (gerai di mall), tapi melakukan pengiriman online, terdengar suara lakban untuk packing yang cukup berisik. Ga masalah sih, itu hak mereka. Tapi sayang saja, biaya sewa di mall tentu jauh lebih besar daripada biaya sewa gudang di tempat lain, ya ga?

Semakin banyak online shop siapa yang dirugikan? sedikit sudah saya singgung tadi.. yaitu pemilik mall! pemilik properti di tempat tempat ramai (yang sekarang makin ga ramai)

mereka rugi karena orang orang lebih memilih berbisnis dengan mengirimkan online, tanpa harus sewa display, tanpa harus sewa gerai. Sedangkan pengelolaan mall ga murah, membangun mall ga murah, dan lain sebagainya. sehingga membuat biaya sewa di mall memang ga murah. MAHAL!

Menurut hemat saya, jika pengusaha mall ingin bertahan. Coba berganti dari mall tempat belanja menjadi mall tempat "experience". Perbanyak "menjual" experience.. Tempat selfie lah, tempat wisata, tempat bermain anak, tempat bermain dewasa, dann lain sebagainya. Dengan ini masih ada peluang mall bisa bertahan...

Sebenernya hal itu udah dilakukan juga, bahkan jauh sebelum pandemi, contohnya Trans Studio Mall.. Tapi saya lihat pengunjung ke mall tersebut biasa saja.. Atau mungkin saya saja yang ga tau.

Oya, Carefour Kiara Condong -Bandung, saat ini kondisinya seperti mati enggan hidup tak mau. Sepi sekali! menyedihkan.. ini adalah contoh mall yang pure hanya tempat belanja! harganya mahal pula. otomatis tergerus lah oleh online shop.. Eh jangan dulu online Shop, supermarket yang ngasih harga murah di Bandung yaitu Borma tetep rame kok, ini pesaing Carefour terdekat. Ya begitulah.

0 Response to "Menjamurnya online shop siapa yang dirugikan?"

Posting Komentar