My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Change change change!

Change, innovation, disruption... Perubahan, inovasi, disrupsi..

Sering denger? kalau tidak, anda kurang baca.. :p

Hampir di setiap buku bisnis yang saya baca, selalu ngebahas tentang perubahan. Tentang change. Tentang inovasi.. Memang ini lah "nyawa" dari suatu perusahaan. Eh bukan hanya perusahaan deng, tapi "nyawa" kita juga sebagai manusia.

Manusia kalau ga berubah, seperti robot bernyawa.. Bahkan robot aja pasti berubah, update firmware terus menerus.. Lah manusia kalau ga mau berubah? susah...

Biasanya orang yang ga mau berubah itu cirinya seperti ini:
  • Takut dengan hal baru
  • sering mengatakan "dulu ga gini"
  • sering menyalahkan kondisi
  • selalu menyalahkan orang lain
  • sering mengatakan "saya orangnya ga gitu"
  • sering mengatakan "saya ga bisa"
  • dst dst dst
Fix mindset! nahm kalau pakai istilah itu mungkin lebih mahfum ya? ya memang lebih terkenal.. saya udah baca bukunya, silakan baca ini: Review Buku: Mindset - DR CAROL S. DWECK

Maju ke konteks bisnis, kapan bisnis kita harus berubah?

yang paling gampang adalah kalau ada tekanan. Contohnya pandemi Covid-19 ini, hampir semua bisnis berubah.. Yang tadinya "skeptis" dengan meeting online, sekarang hampir semua perusahaan mengadakan meeting online. Memaksa berubah untuk menggunakan teknologi. Ada anekdot, Covid-19 adalah CTO semua perusahaan saat ini. he he.

Ga aneh lah ya, jika ada tekanan ya harus berubah. Penjualan turun harus berubah. Peraturan pemrintah baru, perusahaan harus berubah. Trend mode bergeser, harus berubah juga.. Kalau ga berubah, ya bangkrut, ya mati. Ini mode "reaktif", tekanan dulu baru berubah..

Tapi ada artikel menarik di HBR, yang bilang, katanya ada perusahaan yang membuat perubahan menjadi sistem, menjadi hal yang harus dilakukan berkala. Artinya tanpa harus ada tekanan, perusahaan harus berubah. Entah tuker2 posisi orang, entah R&D, dan apapun.. WOW!

Perusahaan berubah on regular basis
Perusahaan berubah on regular basis



bener juga ya. kenapa harus nunggu diteken baru berubah? kenapa harus nunggu rugi baru berubah? Alasan paling simple adalah, khawatir mengambil inisiatif perubahan dan memberikan hasil yang buruk..

Sebenernya tidak loh. Kalau kita berubah dan hasilnya lebih buruk, bagus loh sebenernya. Ya tinggal berubah lagi dengan me-negasi-kan perubahan yang hasilnya buruk tersebut, lalu tidak mengulangi perubahan hasil buruk itu.. ini namanya iterasi.. bingung ya?

contohnya gini.. Jika anda mencoba berubah dengan mulai ngiklan di Tiktok, eh ternyata BONCOS ABIS... ya gpp toh, jd anda tau kalau ngiklan di TIKTOK (saat ini), tidak memberikan hasil yang bagus. Tinggal cari platform lain selain TIKTOK supaya ga boncos. ya ga?

ahh tapi ini cuma teori doang.. sejujurnya saya juga bingung mau mempraktekkannya seperti apa. he he..

tapi setidaknya, yang paling minimal, saya dan anda ga boleh skeptis dengan perubahan.

0 Response to "Change change change!"

Posting Komentar