My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Perfeksionis kelebihan atau kekurangan?

Kalau anda sering wawancara orang utk jadi karyawan atau jadi bawahan, pasti sering ngedenger "saya orangnya perfeksionis", ada yang bilang itu kekurangan, ada yang bilang itu kelebihan.

Jadi sebenernya perfeksionis itu kelebihan seseorang atau kekurangan seseorang?

jawabannya abu abu, TERGANTUNG

kalau anda ranah pekerjaannya ke akademisi dan atau ke R&D produk, jawabannya YES! perfeksionis itu penting sekali, bahkan kudu bin wajib.

Nah kalau ranahnya adalah ekseskusi, day to day basis, bisnis sehari hari, perfeksionis adalah kekurangan. say no to perfeksionis...

Jadi, kalau anda pebisnis, jangan cari orang yang perfeksionis, kenapa?

1. Perfeksionis = less quantity

Sebenernya saya perfeksionis, tapi lama kelamaan saya tau kapan harus perfeksionis kapan tidak. Perfeksionis ini "seakan akan" berbanding terbalik dengan konsep agile. baca dulu: https://www.garoblogz.com/2020/03/full-conceptor-vs-agile-conceptor.html

Padahal konsep bisnis sekarang yang modern adalah bisnis yang agile, usaha sekecil kecilnya dengan output sebesar besarnya. simplenya gitu.

Nah kalau orang perfeksionis itu ga bisa ngasilin output sebanyak banyaknya, karena terkungkung oleh kualitas dari 1 pekerjaan.

Misalkan si perfeksionis dapet 5 pekerjaan, karena pengen perfect, di akhir hari dia hanya bisa mengerjakan 3 pekerjaan, dengan kualitas katakanlah 95%.

Sedangkan si non-perfeksionis, dapet 5 pekerjaan yang sama, di akhir hari dia bisa menyelesaikan semuanya, tapi dengan kualitas 75%

anda pilih mana?

kalau saya jelas pilih semua task selesai, meskipun tidak sempurna.

Jadi dari segi output pekerjaan, teoritically, non-perfeksionis akan memberikan hasil yang lebih banyak.

2. Perfeksionis = lambat

Ini nyambung sama poin no 1. Lambat itu dalam artian seperi ini.

Jika ada grafik perbandingan antara kualitas dan waktu pengerjaan, pasti grafiknya logaritimic. lihat gambar di bawah sebagai ilustrasi:

grafik logaritmik
grafik logaritmik

secara deskriptif saya jelaskan seperti ini:
suatu pekerjaan dari 0 ke 25% akan lebih cepat ketimbang 25% ke 50%
pekerjaan dari 25% ke 50% akan lebih cepat ketimbang dari 50% ke 60%
pekerjaan dari 50% ke 60% akan lebih cepat ketimbang dari 60% ke 70%
dst dst dst

Artinya waktu yang kita butuhkan untuk semakin menyempurnakan pekerjaan, itu akan lebih banyak ketika mendekati 100%.. ini wajar sekali. baru sadar ya?

makannya saya bilang perfeksionis itu kerjanya lambat, karena akan berlama lama di kualitas 80% ke atas, dengan waktu yang jauh lebih lama dari pada dari 0 ke 80%. padahal penambahan dari 80% ke atas itu tidak signifikan.

gmn apakah bisa difahami? jika tidak baca ulang ya...


3. Perfeksionis = tidak siap berubah

Perubahan di dunia bisnis itu super duper cepat. Apalagi dunia start-up.

Orang perfeksionis akan kecewa berat ketika pekerjaannya ga dipake oleh perusahaan, dikarenakan si perusahaan merubah visi atau strateginya.

Ini bahaya loh kawan. Jika ada karyawan yang kecewa ke perusahaan, tinggal tunggu waktu dia akan ngomongin yang jelek jelek untuk perusahaan, tinggal tunggu waktu orang tersebut membawa dampak negatif ke karyawan lain, dan akhirnya resign deh. Kalau doi doang yang resign sih gpp, tapi kalau menyisakan dampak buruk ke karyawan lain? wah berat...

Strategi dan visi perusahaan berubah sangat cepat, ga akan bisa diikuti oleh si perfeksionis. Bagaimana kalau si non-perfeksionis? ya cuek aja.... kerjain visi strategi saat ini, kalau visi strategi berubah? ya tinggal kerjain ulang. no hurt feeling. he he...

--

Nah jadi keimpulannya adalah jika mencari karyawan level eksekusi atau level staff atau level middle manager, ga usah nyari yang perfeksionis. baca juga: https://www.garoblogz.com/2021/02/middle-manager-itu-penting-sekali.html

Kecuali nyari partner CEO, C level, atau strategic level lainnya, boleh lah nyari yang perfeksionis.

[]

0 Response to "Perfeksionis kelebihan atau kekurangan?"

Posting Komentar