My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Fungsional atau Emosionil?

Teori ini saya dapet dari bukunya Blue Ocean Strategy (yang belum sempat saya review), tapi buku ke-2 nya udah. Namanya Blue Ocean Shift, baca dulu ya: https://www.garoblogz.com/2020/10/review-buku-blue-ocean-shift.html

Suatu produk atau jasa dibeli oleh customer itu secara garis besar hanya terbagi menjadi 2, yaitu sisi emosionil dan sisi fungisonal. Emosionil dan fungsional secara extreme memang berbanding terbalik, tapi faktanya bisa berjalan beriringan, bahkan saling melengkapi.

Kalau bingung, saya kasih ilustrasi seperti ini.

Faktor membeli karena emosionil itu contohnya: brand, orang lain beli apa, dulu pakai yang mana, asal produksi, artis apa yang pakai, dst dst

Faktor membeli karena fungsional contohnya: kuat berapa lama, bisa apa aja, saya butuhnya yang bisa .... , berapa harganya, daya tahan banting, bagaimana perawatannya, dst dst..

apakah sudah kebayang? kalau masih belum kebayang juga nih saya gambarin contohnya berdasarkan 3 brand handphone terkenal:

marketing fungisonal vs emosionil
marketing fungisonal vs emosionil



- iPhone --> fungsi ok, branding ok. Makannya pada gambar di atas, kotak iPhone nyaris mendekati polar emosionil dan polar fungsional. Makannya wajar kalau harga iPhone lebih mahal dari HP HP lainnya

- Xiaomi --> pertama Xiaomi keluar, langsung menggebrak dengan harga yang super duper murah, tapi fungsi yang lumayan. Mereka ngejer murah, alias fungsional. Sebenernya murah itu relatif, jadi gampangnya, jika HP Xiaomi dan HP Samsung dibandingkan dibandingkan dengan harga yang sama, HP Xiaomi pasti menang, cobain aja. Orang pakai Xiaomi "terkesan" ga keren ketimbang iPhone dan Samsung, makannya saya gambarkan Xiaomi kotaknya sangat mengarah ke polar fungsional

- Samsung --> Dari segi "keren" sebenernya Samsung masih kalah jauh ketimbang iPhone. Tapi di lini Android, baru Samsung lah yang paling tinggi. Gaya launching flagship-nya pun niru niru Apple. ya wajar. Cukup berhasil, banyak orang menganggap pakai Samsung itu keren, maka sisi emosionilnya dapet. Dari sisi fungsionil juga OK lah lumayan, HP Samsung emang bagus2 kok. Tapi ya balik lagi, kalau di harga yang sama dibandingkan dengan Xiaomi? fungsional Samsung akan kalah jauh.

Nahhhh... udah makin kebayang ya arah artikel ini ke mana.

Sekarang coba anda refleksikan ke bisnis anda, sisi mana yang lebih kuat? fungsional atau emosionil? kalau udah ketauan, ada 2 hal yang bisa anda lakukan:

1. biarkan yang lemah, perkuat yang kuat.
Misal anda jualan jilbab yang brandnya udah kuat di kalangan ibu, perkuat itu. Sisi fungsionil ngikutin arah branding (emosionil) yang akan dibuat. Jadi jangan kebalik ya, jangan jadi malah memperkaya fitur baru, nyobain produk baru, ini bisa ngerusak citran brand yang sudah ada.

2. TUKAR TOTAL. yang kuat perlemah, yang lemah perkuat.
Ini strategi Blue Ocean, artnya jika anda sudah terlanjur berada di RED OCEAN, patut dicoba untuk putar haluan. Yang tadinya adu murah, jadi adu branding. yang tadinya adu branding, jadi adu murah. Ini kejadian loh di Xiaomi. Ketika brand brand HP berusaha adu keren, datang lah si Xiaomi yang ngadu murah.

contoh lain jualan masker. Pas lagi pandemi gini kan banyak tuh yang jualan masker? tadinya banyak orang adu murah utk jualan masker, tapi ada beberapa brand yang "keluar" dari zona itu dengan menjual masker yang terlihat keren dan dijual mahal.

nah kebayang ya? semoga bermanfaat. jangan lupa praktek ya. []

0 Response to "Fungsional atau Emosionil?"

Posting Komentar