My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Touring Bersama Istri Day #1

Bagi yang belum tau, saya baru saja menikah pada tanggal 7 November 2015 lalu. Saat itu saya hanya memiliki cuti 14 hari saja, yang saya manfaatkan sepenuhnya untuk proses pernikahan sampai honeymoon. Ya bersihnya bisa dibilang saya dan istri hanya mendapatkan honeymoon 5 hari saja, kurang men...! he he.. Setelah itu saya balik lagi ke Malaysia, sungguh masa-masa itu, rasa rindu sangat besar sekali..

Pendek kata, sekarang saya sudah berhenti dari pekerjaan saya di Malaysia (baca: Suka Duka Bekerja di Malaysia), dan ketika saya menulis artikel ini, saya dan istri sedang melanjutkan honeymoon jilid 2. Sesuai pemaksaan saya kesepakatan kami, honeymoon yang ke-2 ini adalah touring menggunakan sepeda motor. Kebetulan ada teman saya nikah di Ciamis, jadi sekalian saja menghadiri acara nikahan tersebut..

Day #1

Saya sangat hobi touring motor, sedangkan istri saya belum pernah sama sekali. Malem sebelum berangkat, saya dengan santai ngoprek-ngoprek laptop, sedangkan istri tercinta sibuk milih-milih baju yang akan dibawa, itu pun masih ada baju yang tertinggal! haha... Alhamdulillah orang-orang terdekat kami mengkhawatirkan kami dan menyarankan kami untuk naik mobil saja, tapi sayang sekali hobi saya ini tidak bisa dibendung, dan istri saya pun terpaksa ikhlas menjalaninya dengan saya.

Sebelum berangkat kami berdua sudah sepakat kalau capek ya istirahat, kalau lapar ya makan, kalau hujan ya berteduh, all so easy. Intinya jangan dibuat susah perjalanan ini, enjoy aja, ini touring motor, bukan balapan motor.

Saya dan istri siap berangkat.
Di hari pertama ini kami menghadiri pernikahan teman kami Satrio dan Nura, pernikahannya sendiri berjarak sekitar 15 km dari alun-alun Ciamis. Perjalanan Bandung-Ciamis-TKP pernikahan (140 km) kami jalani dengan cukup mulus, istri saya hanya meminta 3x istirahat saja..



ALUN ALUN CIAMIS (Taman Raflesia). Sekarang lagi musim tulisan pakai CAPS LOCK.
Sesampai di TKP, wah ternyata penganten menyewa Rampak Kendang LSS-ITB untuk mentas, lumayan juga nih udah lama banget gak nonton RPKD LSS-ITB.. Ciri khasnya masih sama, penampilannya cukup membuat saya dan istri mengenang-ngenang kembali masa kuliah dulu.

Satrio & Nura, semoga menjadi keluarga yang diberkahi Tuhan. Amin.

Penganten + LSS ITB 2008

Penganten

Rampak Kendang LSS ITB

Setelah dari nikahan, kami berdua sepakat mau pergi ke pantai Batu Karas, disambung besoknya dengan body rafting, wah asik pikir kami. Dengan cekatan saya pun mengangkat HP saya untuk lihat peta perjalanan dari tempat kami menuju Batu Karas. Google Map menawarkan kami jalur biasa menuju Pangandaran (yang biasa saya lalui) dan jalur potong yang membelah gunung. Dengan kepedean, kami berdua milih jalur potong, dan istri saya tidak biasanya mengeluarkan jiwa adventure-nya dengan teriak "Let's get lost!".. Tapi sebenarnya, dari titik ini lah beratnya perjalanan hari pertama kami dimulai...


FYI:
Jalur biasa TKP Nikahan - Batu Karas: Ciamis - Banjar - Pangandaran - Green Canton - Batu Karas (GMaps: 140 km)
Jalur potong gunung (yang kami pilih): TKP Nikahan - Jln. Raya Cijulang - Green Canyon - Batu Karas (GMaps: 90 km)

Berangkat dari nikahan sekitar jam 14:00, kami langsung ikutin Google Map menuju Batu Karas. Estimasi waktu menurut GMaps adalah 1 jam 25 menit, ah tapi gak mungkin pikir saya, pasti lebih. Maka estimasi kami sampai di Batu Karas adalah jam 16:00. Di awal-awal perjalan jalan yang kami lalui adalah jalan yang tidak terlalu besar dan aspal nya bagus. Saya dan istri pun sempat ketawa-ketiwi...

Semakin kami mengarungi jalanan, ternyata jalanan semakin kecil dan semakin kecil, kami berdua masih naif bahwa ini adalah pilihan terbaik menuju Batu Karas. Di tengah perjalanan kami kaget bertemu dengan jalan yang kecil dan rusak parah, kami pun bertanya kepada warga sekitar tentang arah jalan tersebut, dan benar saja untuk menuju Batu Karas kami harus melalui jalan tersebut. Ini sudah separuh perjalanan, jika kami putar balik akan memakan waktu yang sangat lama.

Permulaan jalan yang rusak, Mio saya masih bisa tahan melaju dengan tersendat-sendat. Semakin kami masuk ke dalam, ternyata jalan semakin rusak, menanjak dan berbatu.. Hal ini membuat istri saya terpaksa turun dari motor dan jalan kaki di beberapa tempat. Kasian istri saya, selain touring ia juga harus hiking.. Tapi gpp, mens sana in corpore sano, jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat..

Jalanan rusak. batu gede-gede. Not recommended for Mio.

Istri tercinta terpaksa jalan kaki di tanjakkan yang penuh berbatu.

Akhirnya kami sampai juga di Batu Karas, jam 19:00... Mau cepat malah jadi lambat, mau untung malah jadi buntung.. Pelajaran yang bisa diambil adalah jangan percaya 100% pada Google Maps, karena GMaps tidak memberikan informasi kondisi jalan yang akan kita lalui.

Sesampai Batu Karas kami langsung cari hotel, hotel pertama yang kami tanyai langsung kami "bungkus", hotel Teratai, IDR400,000 / malam.



=======

Day #1 completed.
Total distance: 230 km
Accumulative distance: 230 km
Total expenses (exclude food): IDR673,000
Accum. expenses (exclude food): IDR673,000