My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Tak Ada Masalah adalah Masalah

Tak ada masalah adalah masalah besar, ini mungkin sudah mahfum ya kita dengar. Tapi yang paling ngena ke saya adalah ketika baca buku Toyota Way. Di buku itu dibahas soal hal ini, makannya perlu yang namanya kaizen (continues improvement). Buku Toyota Way ini blm sempat saya review di blog ini, krn bukunya bagus banget, masa saya harus nulis seluruh isi bukunya di sini? hehe.. jadinya saya punya catatan catatan pribadi tentang buku itu dalam bentuk mindmap.

balik lagi ke judul...

Betul banget bahwa kalau anda merasakan diri anda tidak punya masalah berarti sedang ada masalah dalam diri anda. Ini bukan dalam hal personal loh ya, dalam pekerjaan, bisnis, pernikahan, hubungan keluarga, dan semua muanya..

Bahasa kerennya untuk hal ini adalah manajemen konflik. Saya akan bahas dari sisi organisasi ya, khususnya bisnis.

Ada kadar tertentu ketika masalah adalah menjadi obat untuk suatu organisasi tambah maju, dan kalau terlalu sedikit akan membuat organisasi jadi ga akan berkembang. Sedangkan kalau terlalu banyak, bisa membuat organisasi menjadi hancur lebur.

manajemen konflik
manajemen konflik

Yang jadi masalah adalah tidak semua orang mengerti hal ini, atau bahkan hanya sedikit sekali orang yang merasa punya masalah adalah bagus untuk organisasi.

Ini terjadi di bisnis saya, karyawan saya kadang menyembunyikan masalah masalah yang terjadi. Alasannya simple, takut. baca juga: https://www.garoblogz.com/2020/07/fall-forward.html

Ini buruk sekali untuk bisnis saya.

Menyembunyikan masalah sama saja dengan menabung masalah, jika masalah terus tertabung dan tidak muncul ke permukaan. Bisa bisa jadi bom dan meledak, dan si masalah menjadi sangat banyak dalam waktu yang singkat, bukannya bagus untuk perusahaan tapi malah menjadikan destruktif.

Ini saya alami beberapa bulan lalu. Tim Admin saya melakukan hal yang tidak disepakati (SOP) karena ada beberapa hal teknis yang menurut mereka menyusahkan dan menghambat menurut mereka.. yang mereka lakukan bukannya mencari solusi agar SOP bisa berjalan dengan baik, mereka malah sembunyi sembunyi untuk tidak melakukan SOP tersebut. Suatu ketika masalah tersebut muncul ke permukaan, dan diketahui oleh saya, BOOM!,,, marah besar lah saya. Karena mereka tidak mau mengerjakan sesuai SOP karena "malas" saja, padahal poin SOP tersebut penting sekali untuk perusahaan.

Setelah ditelusuri, ternyata masalah ini sudah berlangsung berbulan bulan. Meledaknya masalah ini berimpak jelek buat kami, suasana jadi negatif, dan menjadi BLUR mana yang benar mana yang salah. Karyawan menganggap yang mereka lakukan selama ini sudah benar, karena berbulan bulan tidak ada yang menyalahkan. Sedangkan dari sisi saya, mereka melakukan ini karena menyembunyikan dari atasannya.

Hasilnya sekarang, tim yang menyembunyikan masalah tersebut hanya tersisa 2 dari 6 orang. Alias hanya sepertiganya, ada yang karena mengundurkan diri dan ada yang karena kontraknya habis.

Itulah bahayannya menyimpan masalah...

Syarat utama manajemen konflik bisa dilakukan adalah masalah/konfliknya harus muncul ke permukaan. Tanpa itu percuma saja.

Lalu bagaimana manajemen konflik yang baik? jujur saya juga gatau caranya gmn..

Belakangan saya baru mempraktekkan untuk setiap supervisor di perusahaan saya, WAJIB mencari masalah dari divisi lain sebanyak 2 masalah / minggu. Lalu di minggu depannya harus dicari solusinya bersama sama..

Ini mungkin bukan solusi yang komperhensif kali ya.. Namun ini setidaknya menghindari kondisi dimana bisnis saya memiliki masalah yang terlalu sedikit, dan bahaya bisa membuat bisnis kami ini tidak berkembang..

0 Response to "Tak Ada Masalah adalah Masalah"

Posting Komentar