My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Bohong itu Beranak

Sepertinya sudah sifat dasar manusia untuk berbohong. Siapa coba di dunia ini yang tidak pernah berbohong? bahkan nabi Muhammad pun pernah berbohong, meskipun bohongnya untuk kebaikan. Silahkan googling sendiri untuk kisahnya lebih lanjut.

Menurut pemahaman pribadi saya, berbohong berarti berkata yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sepakat? sesuatu yang tidak nyata berarti imajinasi, imajinasi itu berbeda-beda setiap orang. Sedangkan jujur tentu adalah kebalikan dari bohong, alias jujur itu adalah sesuatu yang nyata, semua orang bisa melihat atau merasakan meskipun persepsi tiap orang itu berbeda-beda.

Ketika kita berkata jujur, berarti sesuai kenyataan. Kenyataan tersebut disebabkan oleh sesuatu yang nyata. Penyebab tersebut disebabkan juga oleh sesuatu yang nyata, dan begitu seterusnya?


Lalu bagaimana ketika berbohong? ketika bohong diucapkan, hal tersebut tidak mengakar/bersebab ke sesuatu yang nyata (hanya imajinasi), akar tersebut sesuatu yang tidak ada atau tidak pernah terjadi. Sehingga ketika kita berbohong dan dipertanyakan lebih lanjut oleh orang lain, kita terpaksa harus membuat penyebab yang tidak nyata pula, agar si bohong terlihat nyata. Dan si penyebab itu bila ditanyakan kembali, kita harus membuat penyebab tidak nyata yang lain sehingga si penyebab pertama menjadi nyata, dan begitu seterusnya. Inilah yang disebut bahwa berbohong itu beranak pinak, Bingung kan? biar gak bingung ini ilustrasi seorang anak yang berbohonh pada ibunya:

Ibu: Nak, bagaimana kuliah mu apakah lancar?

Anak: lancar bu (Bohong 1: sang anak jarang kuliah)

Ibu: Alhamdulillah kalau begitu. Capek gak kuliah setiap hari di rantauan?

Anak: capek bu, tiap hari harus bangun pagi (Bohong 2: kuliah aja jarang karena sering bangun kesiangan. Bohong 2 membuat si Bohong 1 nyata)

Ibu: Hebat nak. Berarti sekarang kamu shalat Shubuh gak pernah lewat kan nak?

Anak: ya iya bu, kan harus kuliah pagi. (Bohong 3: Bangun kesiangan gimana shalat Shubuhnya? dirapel ama Shalat Dhuha? apa Shalat Dzuhur? Bohong 3 membuat Bohong 2 terlihat nyata, dan Bohong 1 semakin nyata)

....... begitu seterusnya ....

Berbohong adalah perilaku yang mencandu, berbahaya buat mental kita, dan tentu bohong tidak disukai oleh siapapun, terutama Tuhan kita.

Jika kita sering memelihara kebohongan, bisa-bisa kita sampai di satu titik di mana kita tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya imajinasi kita. Sehingga hidup kita pun akan semu, dan ujung-ujungnya adalah membohongi diri sendiri. Munafik terhadap diri sendiri, nauzubillah himinzalik...

STOP berbohong! berkatalah jujur meski itu sangat menyakitkan.

Kenapa sih kita berbohong? Insya Allah kalau ada umur saya buat di post lain ya soal ini..