My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Transisi GMV Max Auto ke ROAS: Kapan Waktunya dan Apa Ukurannya?

Transisi GMV Max Auto ke ROAS: Kapan Waktunya dan Apa Ukurannya?

Sudah cukup lama saya tidak membahas soal iklan Shopee. Bukan karena tidak penting, tapi jujur saja, sebelum adanya GMV Max Auto, urusan iklan tidak terlalu menyita pikiran saya. Namun setelah Auto 25 hadir, rasanya jadi berbeda. Sebagai peternak toko, skema ini sering kali terasa tidak masuk akal secara biaya.

Kali ini saya ingin membahas satu hal yang cukup sering ditanyakan, yaitu kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk transisi dari GMV Max Auto ke GMV Max ROAS, serta apa saja pertimbangannya.

Auto 25 Cocok untuk Siapa?

Menurut pengalaman saya, GMV Max Auto dengan target 25 masih cukup masuk akal jika Anda hanya mengelola satu, dua, atau maksimal tiga toko. Fase learning memang terasa lebih cepat, tapi konsekuensinya Anda harus lebih rajin mengevaluasi performa iklan.

Kalau hanya satu sampai tiga toko, evaluasi harian masih memungkinkan. Namun untuk peternak dengan banyak toko seperti saya, Auto 25 terasa terlalu perih. Tidak mungkin dalam satu hari mengecek seluruh toko, menganalisis performa iklan satu per satu, apalagi tanpa tim admin yang besar. Karena itu, untuk peternak, Auto 25 menurut saya kurang cocok.

Mindset GMV Max Auto: Bukan Langsung Jualan

Berdasarkan dokumentasi Shopee, pengalaman pribadi, dan curhatan banyak seller, GMV Max Auto sejatinya bukan untuk mengejar penjualan langsung. Tujuan utamanya adalah menggemukkan funnel.

Funnel ini adalah konsep paling dasar dalam jualan online. Berbeda dengan jualan offline yang sulit diukur, di online semua tercatat: berapa visitor, berapa yang add to cart (ATC), dan berapa yang benar-benar checkout.

Secara sederhana, funnel itu seperti corong. Tidak mungkin dari satu visitor langsung satu pembelian secara konsisten. Realitanya, dari ratusan visitor, hanya sebagian yang ATC, dan dari ATC tersebut hanya sebagian lagi yang membeli. Itulah kenapa disebut funnel, karena jumlahnya makin ke bawah makin menyempit.

Funnel yang Gemuk = Funnel yang Matang

Menggemukkan funnel artinya bukan hanya menambah visitor, tapi juga memastikan ATC dan pembelian ikut naik. Visitor banyak tapi ATC nol jelas gagal. Funnel harus tumbuh secara menyeluruh.

Semakin gemuk dan matang funnel sebuah produk, semakin layak produk tersebut untuk dipindahkan ke GMV Max ROAS. Itulah sebabnya produk yang baru di-upload lalu langsung dipasang GMV Max ROAS jarang sekali langsung jalan, kecuali produk tersebut memang sedang tren.

Kebanyakan kasus, iklan tidak perform karena funnel-nya belum terbentuk. Maka tugas Auto adalah memanaskan dan menggemukkan funnel terlebih dahulu.

Masalahnya: Kuat Menahan Perih atau Tidak?

Pertanyaan terbesarnya bukan soal teori, tapi soal mental dan dompet. Funnel bisa saja gemuk, tapi kalau ROAS-nya satu, jujur saya pribadi tidak kuat. Di sinilah tiap orang harus jujur ke dirinya sendiri.

Parameter pribadi saya sederhana. Jika dalam tujuh hari terakhir sebuah produk sudah mendapatkan tujuh order, itu sudah cukup buat saya. Dengan tujuh order, hampir pasti ATC dan visitor-nya jauh lebih besar, artinya funnel sudah mulai terbentuk.

Dari nol order ke tujuh order bisa makan waktu satu hari, dua hari, atau bahkan sebulan. Itu sangat tergantung produk dan banyak faktor lain. Karena itu, saya tidak menjadikan jumlah hari sebagai KPI, tapi satu kata sederhana: seikhlasnya.

Seikhlasnya sebagai KPI Paling Realistis

Istilah seikhlasnya mungkin terdengar tidak teknis, tapi justru itu yang paling mudah dipahami semua orang. Bagi yang paham teknikal, tentu bisa melihat CTR, ATC rate, conversion rate, hingga cost acquisition. Kalau semua metrik itu jauh di bawah standar, biasanya itu sinyal untuk berhenti.

Namun untuk mempermudah, saya selalu kembali ke satu pertanyaan: masih ikhlas atau tidak? Kalau sudah tidak ikhlas dan target belum tercapai, saya lebih memilih move on.

Pilihan Saat Sudah Tidak Ikhlas

Dalam 90% kasus, ketika sudah tidak ikhlas, saya memilih untuk move on. Opsinya biasanya dua: arsipkan produk lalu reupload, atau cari produk lain sama sekali.

Saya pribadi jarang mengganti judul atau atribut produk secara ekstrem. Mengubah judul dari “gamis dewasa” menjadi “abaya dewasa”, misalnya, menurut saya tidak terlalu signifikan karena market-nya masih mirip. Perubahan foto kadang sedikit lebih terasa, tapi tetap saja dampaknya terbatas.

Daripada menghabiskan energi untuk ubek-ubek hal kecil dengan dampak minim, saya lebih memilih fokus ke produk lain.

Kapan Pindah ke GMV Max ROAS?

Saran saya sederhana. Jika masih ikhlas, lanjutkan GMV Max Auto sampai minimal tujuh order tercapai, baru pindahkan ke GMV Max ROAS. Kalau kuat sampai 50 atau 100 order, ya silakan lanjutkan Auto lebih lama. Semakin gemuk funnel-nya, semakin besar peluang GMV Max ROAS menjadi winning.

Sebaliknya, jika funnel masih kurus saat fase Auto, maka saat masuk ROAS biasanya akan cepat tidak perform.

Bagi saya, tujuh order sudah cukup sebagai tanda awal. Kalau Anda mau pindah di tiga order atau bahkan satu order, silakan saja. Namun ingat, semakin matang funnel-nya, semakin besar peluang iklannya bertahan.

Itu saja yang ingin saya bagikan. Semoga bisa membantu memberi gambaran yang lebih realistis tentang GMV Max Auto, funnel, dan transisi ke ROAS.

0 Response to "Transisi GMV Max Auto ke ROAS: Kapan Waktunya dan Apa Ukurannya?"

Posting Komentar