My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

PDCA: Framework Sederhana yang Benar-Benar Terpakai

PDCA: Framework Sederhana yang Benar-Benar Terpakai

Saya sering merasa curiga dengan berbagai framework yang terdengar keren. Kadang rasanya itu hanya permainan kata-kata dari hal yang sebenarnya sudah sering kita lakukan sehari-hari. Tapi setelah saya refleksikan lagi, framework itu tetap penting. Masalahnya bukan di konsepnya, tapi di bagaimana kita memakainya dalam praktik.

Kenapa Banyak Framework Terasa Membingungkan

Sering kali ketika datang ke sebuah acara atau diskusi, kita diperkenalkan dengan framework baru yang terdengar mind blowing. Namanya unik, susunannya rapi, dan kelihatannya cerdas. Tapi begitu harus dipraktikkan, kita malah bingung harus mulai dari mana.

Saya pribadi juga sering mengalami hal ini. Sampai akhirnya saya sadar, framework itu sebenarnya ditarik dari best practice. Dari pengalaman-pengalaman keberhasilan, lalu dirangkum menjadi pegangan supaya bisa diulang oleh orang lain.

Satu Framework yang Menurut Saya Paling Penting

Dari sekian banyak framework yang bertebaran, ada satu yang menurut saya benar-benar sapu jagat. Bisa dipakai di bisnis, pekerjaan, bahkan kehidupan sehari-hari. Namanya PDCA.

  • Plan – merencanakan
  • Do – menjalankan
  • Check – mengevaluasi
  • Action – melakukan perbaikan

Siklus ini tidak berhenti sekali jalan. PDCA itu looping. Setelah action, kita kembali lagi ke plan, lalu do, check, action, dan seterusnya. Saya pribadi lebih suka menyebutnya dengan satu kata sederhana: iterasi.

Iterasi dalam Praktik Nyata

Iterasi itu sebenarnya proses coba-coba yang sadar. Kita punya harapan atau target, lalu kita jalankan strategi. Hasilnya dicek. Kalau meleset, kita ganti strategi. Bukan sekali, tapi berulang-ulang, sambil terus mendekati hasil yang kita inginkan.

Kadang hasilnya turun, kadang naik. Dari situ kita evaluasi lagi. Minggu berikutnya coba pendekatan baru, lalu cek lagi. Proses mendekati tujuan inilah yang disebut iterasi.

Bahasa kerennya PDCA, tapi intinya sederhana: rencanakan, jalankan, evaluasi, perbaiki.

Iterasi Itu Cara Hidup

Kalau dipikir-pikir, hidup kita memang seperti itu. Kita belajar dari kesalahan. Kalau tidak belajar dari kesalahan, kita tidak akan bisa naik sepeda. Anak kecil belajar berjalan juga jatuh berkali-kali. Jatuh, bangun lagi, jatuh lagi, sampai akhirnya ototnya kuat dan dia bisa berjalan dengan stabil.

Proses itu persis seperti PDCA. Tidak ada jalan pintas. Yang ada hanyalah evaluasi terus-menerus.

Fokus pada yang Benar-Benar Terpakai

Itulah kenapa menurut saya, tidak perlu pusing dengan terlalu banyak framework. Lupakan dulu permainan istilah yang terdengar mind blowing. Pastikan satu ini benar-benar dipahami dan dijalankan: Plan, Do, Check, Action.

Planning, lalu evaluasi. Planning lagi, evaluasi lagi. Begitu seterusnya. Framework sederhana, tapi dampaknya besar kalau benar-benar dipakai.

Mungkin ini juga hanya permainan kata-kata. Tapi buat saya, ini adalah satu framework yang wajib dipahami dengan sungguh-sungguh.

0 Response to "PDCA: Framework Sederhana yang Benar-Benar Terpakai"

Posting Komentar