My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Pentingnya Kultur Perusahaan

Ada yang bilang, company culture is like a glue between employee with the organization.

apa iya? ya betul

perlu digarisbawahi, glue nya itu merekatkan orang dengan si organisasinya. Bukan membuat orang menjadi sevisi dengan organisasi. Mau kultur baik ataupun kultur yang buruk, sama sama belum tentu bisa membuat organisasi / perusahaan jadi tambah maju.

Saya pernah mengalami perusahaan saya mengalami kultur yang buruk. berikut contohnya:

1. Karyawan sering telat

Anda merasa bahwa sering telat itu wajar? berarti anda membangun kultur yang buruk di tempat anda bekerja. Kala itu, Ada karyawan saya yang sering telat, dan ini menular ke karyawan lain --> "ah dia juga gitu".. merasa familiar?

Dan parahnya lagi, waktu saya merasa kultur ini sudah mulai merusak. Saya tegur tuh si biang telat, ehhhh si biang telat malah ngoreksi balik dengan berkata "gimana kalau jam kerja dimundurin 15 menit?"

edun!

padahal ini hanya berlangsung 2-3 bulan saja, tapi si karyawan berani ngomong gitu.

saat itu juga saya langsung marah dan dengan tegas tidak ada TOLERIR sama sekali untuk terlambat.

Nah toleransi waktu masuk juga ini tricky. Buat apa diset jam kerja (misal jam 08:00) kalau ada toleransi 15 menit? kalau gitu ya lebih baik set masuk kerjanya jam 07:45 saja.

alhamdulillah, rasa awkward dan menegangkan hanya terjadi 1 bulan-an saja. Sejak saat itu sampai sekarang, jarang sekali ada karyawan saya yang telat. Dan si biang telat pun sudah keluar ga kerja lagi sama saya.

2. Karyawan bergantian ga masuk

Ini berlangsung cukup lama, mungkin 1 tahun.. Sering sekali ada orang yang ga masuk. hari ini si A, besok si B, besoknya lagi si C, balik lagi ke si A. Bahkan saya sempat dengar katanya mereka berdiskusi dulu sebelum ga masuk, seperti arisan, "besok giliran siapa?"

Karyawan sering ga masuk atau sering izin adalah indikasi bahwa ada "sesuatu" yang tidak dia sukai dari perusahaan. Misal: kerja terlalu berat, kerja malas, tidak nyaman, berselisih dengan rekan kerja, dan lain sebagainya.

Alhamdulillah saya menyadari ini sudah menjadi kultur yang ga baik, semua yang sering izin saya putus kontraknya atau tidak diperpanjang.

Dan sekarang pun, jika ada karyawan baru sedang masa percobaan, ada terms: kalau 3 hari ga masuk, langsung diputus kontrak tanpa kasihan. Mau sebagus apapun dia, mau sepintar apapun dia, mau seberpengalaman apapun dia. ini tegas.

3. menyembunyikan sesuatu dan mencemooh perusahaan

Ini yang masih saya kesalkan sampai sekarang. Ketika ada masalah di pekerjaan, karyawan saya malah menyembunyikan itu, dan ngomongin itu di belakang saya. Menjelek jelekkan perusahaan lah. Menjelek jelekkan boss lah. dan lain sebagainya.

Ini terjadi karena si karyawan tidak merasa sepakat dengan atasan / boss. 

Familiar dengan ini?

Saya rasa hampir semua perusahaan besar mempunyai tipe karyawan yang seperti ini. Apalagi pegawai pemerintah. lah perusahaan saya? hanya 20 orangan. keterlaluan kalau kultur seperti ini tidak dibasmi segera.

Jika masalah ini dibiarkan berlarut larut, akan jadi kultur perusahaan. Kontraproduktif. Buruk buat semuanya.

Ini agak susah nyelesai-in nya, karena harus dicari siapa sih "biang" dari masalah ini. Kalau terlambat atau ga masuk sih gampang ya ngeceknya, nah kalau ini? harus melalui berbagai tahap wawancara dan penelitian untuk yakin seseorang itu adalah penyebab utamanya.

Kala itu saya mencurigai ke 2 orang sebagai biang, dan ternyata kurang tepat. Yang 1 sebenernya positif terhadap perusahaan, yang 1 lagi tidak.

Tapi alhamdulillahnya kedua-duanya sudah pergi dari perusahaan saya, sehingga kultur ini sekarang sudah tidak ada. Eh mungkin ada, tapi tidak separah dulu.


--

Dari 3 kultur buruk perusahaan saya itu, ternyata porosnya cuma 1, yaitu kedisiplinan.
Kalau disiplin waktu, telat ga akan terjadi.
Kalau disiplin tanggung jawab, pasti akan mengusahakan selalu masuk kerja.
Kalau disiplin professional, pasti tidak perlu menjelek2an perusahaan, kalau ga suka ya tinggal langsung tinggalkan saja.

0 Response to "Pentingnya Kultur Perusahaan"

Posting Komentar