Enak banget kan? ya dari sisi pembeli ini enak banget.
Dari sisi penjual? lumayan nyesek!
Sebenernya rasio orang yang cancel ga jadi bayar itu ga gede gede banget sih... Kurang lebih dari 100 paket yang kami kirim, 1-2 pesanan lah balik lagi ke kami gara gara pembeli gagal bayar. Gagal bayar itu macem macem alasannya, ada yang karena tiba-tiba ga ada uangnya, tiba tiba ga jadi beli, dan masih banyak lagi. Apakah itu boleh? ya sah sah aja kok, aturan mainnya memang seperti itu.
Jadi sistem COD ini menstimulus orang untuk lebih banyak lagi belanja online, side effectnya ya tentu ada yang gagal bayar. Tapi seberapa besar efek berhasilnya?
Nah ini perlu dikaji ulang, harusnya Shopee Tokopedia Lazada buka datanya soal ini, karena sekarang bahkan yang mau belanja via Whatsapp/IG/FB pun minta pembayaran COD. Jujur aja saya belum mengaktifkan fitur COD utk orang yang belanja lewat WA atau IG. Pertama karena saya belum ngulik gimana cara kerjasamanya dengan kurir, yang kedua saya khawatir tingkat pengembaliannya tambah besar.
Kalau orang dateng ke Marketplace tentu datang dengan keinginan ingin belanja. Hasilnya sekitar 1% saja orang yang gagal bayar COD. Nah kalau orang yang lihat iklan di FB/IG bagaimana? saya khawatir mereka hanya ingin "tes" produk aja, kalau pas dateng mood nya jelek, ya tinggal cancel. wallahualam..
Sebenernya yang paling nyesek dari sistem COD ini adalah pembayaran yang semakin lambat bagi seller. Ketika sebelum ada sistem escrow seperti ini, kepercayaan adalah kuncinya, maka uang ditransfer dulu ke penjual baru barang dikirim. Namun kini era nya marketplace, dana akan ditahan dulu oleh marketplace baru nanti dicairkan ke penjual ketika ada konfirmasi dari pembeli. Sekarang dengan adanya sistem pembayaran COD ini, jadinya semakin lambat. Dulu yang biasanya 2-3 hari cair, sekarang yang saya alami 3-4 hari baru cair..
Cuman 1-2 hari doang selisihnya, ngaruh dimananya? oh ngaruh banget. Karena dengan barang "nganggur" artinya ada idle asset yang kami punya, apalagi kalau sampai dicancel, barang tersebut kan ga bisa dijual ke orang lain selama masa pengiriman, jadinya secara opportunity cost, kami penjual rugi.
Ok balik lagi ke judul..
Menuru saya sistem COD ini membuat kemunduran di dunia pasar online Indonesia. Seharusnya pasar online menstimulus orang utk semakin banyak punya online payment, dengan adanya COD ini online payment jadi ga penting lagi.
Orang di daerah akan lebih memilih menympan cash daripada simpan uangnya di bank. Toh dengan uang cash jg bisa belanja online kan? apakah ini baik? kalau bicara secara makro, ini kurang baik, ini membuat pertumbuhan ekonomi tidak cepat.
Jika masyarakat menutup diri dari online payment, maka expansi produk produk digital akan menurun. Pengaruhnya perusahaan perusahaan digital tidak expansif, jadinya secara makro teknologi di Indonesia jadi tidak berkembang. Padahal kita kan hanya tinggal "pakai" ya, urusan menemukan teknologi mutakhir mah serahkan aja ke Cina, Jepang dan Amerika.
Ah sudah lah... ini mah ngelantur aja..
Tulisan ini dibuat karena saya teringat ada yang pesan produk saya di Shopee cekout sampai 2jt-an.. duh saya jadi suudzon orang tersebut akan membatalkan pesanannya.. wallahualam
0 Response to "COD? kemunduran bisnis online?"
Posting Komentar