My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Dokter Juga Manusia, Dokter Juga Bisnis

Kaget saya ketika kemarin teman saya bilang, diagnosa dokter itu kemungkinan benarnya hanya 1 dari 5. Jadi secara umum dan rata rata, setiap 5 pasien yang berobat, 4 diantaranya salah diagnosa.

Waw!!

ilustrasi diagnosa dokter
ilustrasi diagnosa dokter


Perihal medis ini saya ada beberapa pengalaman, yang rasanya agak nyambung dengan judul ini.

Sebelumnya, baca dulu: https://www.garoblogz.com/2017/04/mahalnya-tes-laboratorium-kehamilan.html


Ayah saya sakit jantung

Beberapa tahun lalu, ayah saya sakit jantung. Ini berlangsung kurang lebih 1 tahun. Dan ini sangat melelahkan buat kami semua. Buat kami anggota keluarga yang tidak sakit, harus bergantian menemani ayah saya di RS, dan tentu buat ayah saya yang sakit cape dan melelahkan juga.

Waktu itu dirawat di RS Al-Islam Bandung, dan ayah saya itu keluar masuk rumah sakit. Ketika kena serangan jantung ditandai dengan sesak nafas, langsung dilarikan ke UGD RSAI ini, ditangani dokter, pindah ke rawat ini, urus administrasi, pulang. Siklus ini terjadi lebih dari 10x, dan setiap rawat inap itu minimal 4 hari di RS.

Buat saya yang kalau itu baru rintis bisnis, tidak ada karyawan, rasanya berat sekali harus sering ke rumah sakit "hanya" nongkrong. Tapi itulah ujian keimanan, sejauh mana anda berbakti kpd orang tua anda?

Makannya kalau sakit itu yang susah bukan diri sendiri, tapi orang lain juga, yuk hidup sehat.

OK balik ke soal diagnosa dokter.

Jadi karena sudah "langganan" di RSAI, dokter yang menanganinya pun dokter tertentu, ga ganti gantian. Berbagai macam obat kami coba. Pemasangan ring sudah dilakukan, sampai pindah ke RS Santosa untuk tindakan operasi. Belum sampai di situ, ternyata ayah saya diharuskan memasang "pacemaker" di jantungnya, itu semacam alat kejut kecil untuk memperbaiki irama jantung, dan ini kami harus ke Jakarta RSPAD.. Saya pun jadinya pulang pergi Jkt-Bandung.

itu pun belum tuntas...

Akhirnya kami memutuskan untuk tidak berobat lagi ke RSAI, bukan karena tidak percaya lg dengan dokter yang di RSAI, cuman dokter yang ngerti alat pacemaker ayah saya itu bukan di RSAI, tapi di RSHS Bandung.

Setiap ada serangan jantung, kami ke RSHS.

Hanya 1-2x saja dirawat di RSHS, ayah saya ga pernah lagi kena serangan jantung. Alhamdulillah... Tapi kenapa bisa? padahal kami sudah hopeless..

Selidik punya selidik, perbedaan kentara antara dirawat di RSHS dan di RSAI adalah dokter dan obat yang diberikan. Dimana obat sendiri kan rekomendasi si dokter.

Jadi apakah selama ini ayah saya salah diagnosa dan salah dikasih obat? wallahualam.

Tapi kalau merujuk ke teori yang disampaikan teman saya, mungkin saja ya memang demikian... pahit memang..

Oh ya... semua "perjalanan" medis ayah saya itu mayoritas GRATIS dari BPJS loh ya. Goodjob BPJS.. yang kami bayar ya seputaran ongkos, akomodasi, dan beberapa obat saja.


kasus ke-dua..


Anak Saya ASMA dan TBC

Waktu anaks ay ayang kedua berumur kurang lebih 1 tahun, dia sesak nafas, nafasnya ter-engah-engah sudah semalaman. Akhirnya terpaksa kami bawa ke UGD Rumah Sakit Mitra kasih Cimahi. Di sana diterima, memang ini kasus gawat dan darurat.

Sampai sana anak saya dikasih oksigen, dan saya mengurus administrasi utk BPJS nya..

Setelah 1-2 hari di RS, keluarlah diagnosa dokter.

Anak saya yang kedut itu punya ASMA, dan kena TBC. Direkomendasikan kami sekeluarga untuk test TBC juga.

Lalu kami semua tes, yang kena TBC cuma anak saya yang pertama dan yang kedua saja. selain itu bersih.

Secara intuitif saya tidak mau menerima diagnosa dokter tersebut, apalagi ketika dokter itu bilang "kalau mau dirawat sama saya, anda harus percaya" --> kan jadi bingung saya, berarti selama ini ada yang ga percaya dong? kok bisa gitu? itu sama halnya dengan orang yang bilang "sumpah saya ga bohong!" --> berarti orang ini tukang bohong.. paradoks..

Alhasil kami berobat jalan TBC nya ga ke dokter tersebut, tapi ke dokter lain yang lokasinya lebih dekat.

Sekarang anak saya ga pernah lagi tuh asma (sudah lebih dari 1 tahun dari kejadian)


eh.. ini ga nyambung dengan salah diagnosa ya.. tp gpp lah udah terlanjur ketulis.


==

Semoga bermanfaat


0 Response to "Dokter Juga Manusia, Dokter Juga Bisnis"

Posting Komentar