My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Review Buku: The Tipping Point - Malcolm Gladwell

Buku The Tipping Point ini buku legendaris, yang udah saya tau sejak jaman kuliah sekitar 10 tahun yang lalu. Bahkan waktu itu saya pernah dapat hadiah buku ini oleh senior macan kampus (Sangga Ciptadi a.k.a Jenggo KL ITB 2002), tapi sayangnya karena itu buku bahasa inggris jadi ya hanya di baca alakadarnya, dan ga selesai pula. maaf yang kang Jenggo.

10 tahun kemudian, saya berniat baca lagi ini buku, berangkatlah saya ke Gramedia untuk cari buku ini, eh ga dapet. Yaudah terpaksa beli online, jadinya beli sepaket dengan buku buku Malcolm Gladweel yang lain.

Buku ini tebalnya 325 halaman, saya lahap dalam kurleb 3 hari. Setelah selesai baca saya tidak terlalu ter-impressi dengan buku ini. Sepertinya karena saya sudah tahu beberapa poin penting dari buku ini, yang sy dapatkan dari buku lain. Atau mungkin karena terjemehannya yang kurang OK kali ya.. Soalnya setelah baca hampir 1/4 buku, ada isitlah namanya: GETOK TULAR, ternyata maksud kata tersebut adalah WORD OF MOUTH alias MULUT KE MULUT.. bingung kan?

buku The Tipping Point Malcolm Gladwell - Gramedia
buku The Tipping Point Malcolm Gladwell - Gramedia


yasudah, ini beberapa poin pentin dari buku yang bisa saya share:

Epidemi

Epidemi ini maksudnya adalah penyebaran, kalau zaman now mungkin lebih dikenal dengan VIRAL. nah inti buku ini adalah menceritakan bagaiman viral bisa terjadi, membahas dari zaman pra kemerdekaan Amerika Serikat, sampai ke acara TV anak kecil Blues Clues.

Menurut buku ini hampir semua viral yang terjadi itu karena ketidaksengajaan, namun semua kasus yang dibahas, memiliki pola yang sama. Jadi seharusnya viral itu bisa direncanakan. Caranya gmn?

Tidak melulu promosi besar-besaran menghasilkan konten yang viral di masyarakat. Yang terpenting adalah tersebarnya informasi itu di kalangan masyarakat yang menjadi simpul masa / PILOT FISH. Jadi meski dengan penyebaran ke sedikit orang, tapi orang orang tersebut adalah orang yang berpengaruh atau didengar oleh masyarakat, suatu konten akan mudah viral.

Penyebar efektif: senang membantu orang lain

Nah biasanya yang membuat mudah viral adalah orang orang yang menyebarkan informasi karena memang senang membantu orang lain, alias mereka tulus menyebarkan informasi tersebut dari hati. Makannya tidak aneh, sering juga konten viral itu tersebar bermula dari masyarakat yang tidak terkenal, atau bukan public figure nasional.

Ngangguk ngangguk?

Katanya, penyebaran informasi ke seseorang akan sangat efektif kalau orang tersebut ngangguk ngangguk. Meskipun ngangguk ngangguknya dibuat buat! haha. keren juga

6x penayangan baru melekat

Suatu informasi akan melekat ke seseorang kalau sudah dibaca/dilihatnya sebanyak minimal 6x. Masuk di akal, jadi jika anda mendapatkan informasi yang sama dari 6 jalur yang berbeda, hampir bisa dipastikan konten tersebut sudah viral. 6 jalur bebeda ini bukan hanya dari orang ya. Jadi bisa dri Facebook, Youtube, TV, Instagram, kawan, keluarga, dst.

Anak kecil suka pengulangan

Anak kecil salah satu subjek viral yang mudah, karena mereka suka dengan pengulangan. Wah bener juga saya pikir, karena anak saya sepertinya tidak pernah bosan menonton Youtube tentang kereta, padahal sudah pernah dia tonton.

Beda dengan kita orang dewasa, 1-2x kita mengkonsumsi informasi yang sama, kita mungkin sudah bosan, dan meng-"skip"-info tersebut.

150 orang?

Suatu wadah/oraganisasi/kantor yang berukuran kurang dari 150 orang akan lebih mudah diatur daripada lebih dari itu. Karena menurut riset, informasi akan mudah tersebar jika jumlah orang tidak lebih dari 150. Ini belum pernah saya alami, dan susah juga membuktikannya

Peer pressure vs boss pressure?

Menurut riset, karyawan lebih termotivasi/ter-pecut oleh tekanan sesama rekan kerja dibandingkan ditekan oleh bossnya. Wah ini bener banget!! Pasti anda pernah merasakannya.

Word of mouth masih yang ter-efektif

buku ini dicetak dan ditulis kurang lebih di tahun 2002, menurut buku ini yang terefektif untuk penyebaran informasi adalah masih mulut ke mulut (word of mouth). Bagaimana dengan skg? saya lihat memang word of mout ini efektif, tapi nampaknya akan mulai bergeser ke "power of share".

0 Response to "Review Buku: The Tipping Point - Malcolm Gladwell"

Posting Komentar