My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Memecat Karyawan?



Beberapa taun lalu kalau saya mendengar ada pengusaha yang bilang:

"seumur hidup saya, saya tidak pernah memecat karyawan"

Dalam hati saya berkata, wow keren banget bapak ini. Wah pebisnis dengan hati mulia... Beberapa kali saya mendengar hal itu dari orang yang berbeda.

Sampai beberapa waktu pun saya merasa bahwa memecat karyawan adalah hal yang HARAM. Kan kasihan, orang butuh kerja penghidupan toh masa dipecat?

memecat karyawan
memecat karyawan



Tapi....

setelah saya baca buku seperti #girlboss, biografi Elon Musk, dan Googling tentang Steve Jobs...

dan setelah menjadi boss perusahaan ±5tahun....

Ternyata pengusaha itu seharusnya JAGO MEMECAT karyawan. Jago artinya tau kapan harus memecat karyawan, melakukan dengan cepat tepat, dengan efek seminimal mungkin....

Ga akan ada Apple, ga akan ada SpaceX & Tesla, kalau memecat adalah tindakan yang haram.. Steve Jobs dan Elon Musk ga ragu untuk mecat orang.

kalau kata mentor dan dosen sy: "can you do it? yes go, no? out"

Jangan karena kasian ke seseorang, perusahaan jadi ga bisa maju. Seharusnya boss itu kasihan ke perusahaan, bukan ke orang yang tidak kompeten. Justru dnegan memecat orang yang tidak kompeten perusahaan jadi tertolong kan? setidaknya si Boss ga usah marah marah lagi, itu aja udah cukup menunjukkan perusahaan lebih produktif.

Lalu bagaimana dengan orang yang dipecat? ga kasihan jadi pengangguran? ya salah sendiri, kenapa ga kompeten? hayo.. lalu sebenernya lebih kasihan lagi ke orang di luar sana yang sebenernya kompeten dan punya dedikasi lebih tapi ga dapet pekerjaan.

Biasanya penurunnan kinerja itu karena karyawan tidak siap / tidak mau menghadapi perubahan yang terjadi. yang mungkin dulu kerjanya hanya ABCD tapi karena ada perubahan harus berali ke EFGH, karyawan dengan mental jelek akan menyesalkan hal itu dan membuat kinerja mereka tidak cemerlang. Inilah yang terjadi di PNS atau perusahaan BUMN besar.

Jika orang2nya tidak mau berubah, tinggal tunggu waktu perusahaan itu mati. Jadi lebih baik pecat karyawan sebelum perusahaan bener benermati.


Itu kasus masalah kompetensi ya. Tapi kalau masalah indisipliner mah jangan dimaklumi, langsung saja pecat.

Baca juga: https://www.garoblogz.com/2020/05/kasihan-karyawan-atau-kasihan-perusahaan.html

Tapi ada satu masalah besar, kita ga bisa seenakanya mecat karyawan, karena ada kewajiban pesangon di situ. Apalagi untuk perusahaan UMKM yang dananya terbatas. Se-gooling-singkat saya, minimal pesangon itu 4x gaji untuk orang yang sudah lebih 1 tahun bekerja.

Ini lah mengapa di level kami (UMKM), lebih suka dengan banyak karyawan kontrak, ketimbang karyawan tetap. Karyawan kontrak lebih aman, dari berbagai segi, tapi meninggalkan loyalitas yang buruk.

Di lapangan sering terjadi habis kontrak - perpanjang - habis kontrak - perpanjang dst. Ini sah sah saja, tapi saya denger hal seperti itu maksimal dilakukan selama 2 tahun berturut turut. Silahkan cari sendiri tentang peraturannya.

Jadi kesimpulannya saya akan hati hati dalam kontrak setiap karyawan baru, kalau perlu ada clausul tentang "siap diberhentikan" kapan saja jika kinerja buruk tanpa mendapatkan pesangon. Dan saya akan coba TEGA untuk memecat karyawan dengan kinerja jelek.

0 Response to "Memecat Karyawan?"

Posting Komentar