My Sticky Gadget

Bajuyuli baju muslim anak perempuan

Mengapa Margin Kita Selalu Tipis? Penjelasan Realistis dari Pengalaman Saya Berjualan

Memahami Skema Tipis dalam Bisnis Online dan Tantangan Biayanya

Pendahuluan

Saya sering melihat banyak seller yang mempertanyakan soal untung tipis dalam berjualan di marketplace seperti Shopee maupun TikTok. Dalam pengalaman saya, sebetulnya hampir semua pemain itu tipis jika dilihat dari persentasenya. Tapi ada alasan kuat kenapa bisa demikian dan bagaimana kita menyikapinya.

Apa Itu "Tipis"?

Ketika bicara tipis, saya mengacu pada persentase margin yang kita dapat setelah dipotong biaya-biaya seperti admin fee dan iklan. Dibandingkan dengan yang diambil aplikator, bagian kita memang jauh lebih kecil. Bahkan ketika kita menjual dengan harga dua kali atau empat kali HPP, persentasenya tetap mirip: biaya total bisa mencapai sekitar 70%, menyisakan profit kotor 30% saja.

Biaya yang Membuat Margin Tipis

Biaya utama yang paling terasa adalah admin fee dan iklan. Semakin besar omset, semakin besar juga biaya yang harus saya keluarkan. Meskipun ada seller yang berharap bisa mengandalkan organik atau FYP affiliate, menurut saya itu kurang realistis kalau dijadikan perencanaan utama.

Harapan Saya Soal Kebijakan Aplikator

Saya pribadi berharap suatu hari ada kebijakan threshold yang lebih adil, misalnya admin fee maksimal per bulan. Dengan begitu, seller bisa mengejar omset tanpa semakin tercekik biaya yang ikut naik.

Syarat Kalau Mau Bermain Tipis

1. Pembukuan Harus Rapi

Dua hal yang paling krusial buat saya adalah pengelolaan inventory dan depresiasi. Kedua komponen ini terlihat sederhana, tapi efeknya besar sekali kalau tidak dikelola dengan benar.

2. Manajemen Retur dan Selisih Ongkir

Retur adalah masalah nyata: mulai dari spam, fraud, sampai pembeli impulsif. Belum lagi selisih ongkir yang kalau dibiarkan bisa hilang begitu saja. Pengelolaannya memang melelahkan, tapi kalau tidak saya urus, biayanya bisa membengkak tanpa terasa.

3. Perbanyak Fixed Cost

Jika mau main tipis, saya lebih suka menggunakan sistem fixed cost untuk karyawan, bukan per paket. Risikonya memang ada, terutama ketika omset turun. Tapi ketika naik, margin saya jauh lebih sehat.

Penutup

Itulah alasan kenapa margin kita tipis dan apa saja yang perlu diperhatikan jika ingin tetap bermain di skema seperti ini. Semoga penjelasan saya bisa bermanfaat. Kalau teman-teman ingin belajar lebih dalam tentang dropship, saya membuka program Semester Pendek seperti sistem kuliah, sebelum akhirnya bergabung ke Sindikat Dropship bersama saya dan Soni Kurniawan.

Terima kasih sudah menonton dan membaca. Jangan lupa subscribe. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

0 Response to "Mengapa Margin Kita Selalu Tipis? Penjelasan Realistis dari Pengalaman Saya Berjualan"

Posting Komentar