Ngerti Pajak Itu Kayak Olahraga
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, teman-teman. Kali ini saya mau bahas topik yang mungkin tidak begitu menarik, yaitu tentang pajak. Saya tahu, pajak itu bukan topik yang seksi. Bahkan buat saya pribadi pun awalnya terasa berat. Tapi mau tidak mau, kita tidak bisa menghindarinya. Jadi, saya ingin berbagi sedikit opini pribadi tentang pajak.
Pajak Itu Kayak Olahraga
Buat saya, memahami pajak itu mirip dengan olahraga. Kalau belum "sakit", kita biasanya belum bergerak. Sama halnya dengan pajak — kalau belum kena masalah, sering kali kita tidak mau belajar. Tapi saya mencoba untuk lebih sadar. Seperti saya berusaha berolahraga agar tidak menyusahkan anak dan istri nanti, saya juga berusaha tertib pajak supaya tidak kerepotan di kemudian hari. Karena kalau urusan pajak tidak tertib, bisa panjang urusannya.
UMKM dan Kebingungan Pajak
Banyak pelaku UMKM, termasuk para online seller, yang bingung harus mulai dari mana. Saya pun dulu begitu. Tapi dari pengalaman saya, cara paling benar adalah datang langsung ke Helpdesk Pajak. Kalau di Bandung, saya biasanya ke KCP Bandung, dan alhamdulillah helpdesk-nya sangat membantu. Istri saya dulu waktu belajar pajak, sempat bolak-balik ke kantor pajak, tanya ini itu sampai benar-benar paham. Sekarang alhamdulillah sudah tidak perlu lagi karena sudah ngerti alurnya.
Teman-teman tidak harus ikut kursus Brevet A/B dulu untuk belajar pajak. Datang saja ke Helpdesk Pajak, tanya sampai paham. Petugasnya sangat membantu, terutama di Bandung. Saya tidak tahu kalau di daerah lain, tapi semoga pelayanannya juga sama baiknya. Dan tentu, kalau dibandingkan, memang belum sebaik pelayanan BCA yang satpamnya saja ramah banget. Tapi tetap, Helpdesk Pajak ini sangat membantu.
Tiga Cara Belajar Pajak
- Datang ke Helpdesk Pajak. Ini cara paling mudah dan gratis. Datangi kantor pajak terdekat dan tanya apa pun yang belum jelas.
- Konsultasi ke konsultan pajak. Kalau punya budget lebih, bisa konsultasi ke konsultan pajak yang berpengalaman. Tapi memang tarifnya cukup tinggi, sekitar Rp750.000 per jam di Bandung. Dan biasanya mereka lebih fokus ke perusahaan besar atau korporat karena nilainya lebih besar.
- Ikut grup belajar pajak. Kalau dua cara di atas belum memungkinkan, saya membuat grup WhatsApp belajar pajak khusus untuk para online seller. Grup ini saya kelola bersama konsultan pajak, jadi pembahasannya relevan dan bisa membantu teman-teman memahami pajak dari sisi pelaku online.
Belajar Pajak untuk Online Seller
Online seller sering kali punya kondisi yang berbeda dari bisnis biasa. Misalnya, soal admin fee, pengakuan omset, bukti potong, dan hal-hal teknis lainnya. Di grup WhatsApp yang saya buat, kami bahas semua itu dari dua sisi: dari sisi penjual online dan dari sisi konsultan pajak. Jadi pembelajarannya lebih praktis dan nyata.
Selain itu, kami juga rutin mengadakan webinar bulanan untuk yang ingin belajar lebih mendalam. Di situ teman-teman bisa tanya langsung, bahas kasus nyata, dan dapat materi terbaru yang up to date. Kalau cuma ingin baca info atau diskusi ringan, cukup ikut grup WhatsApp-nya saja. Link-nya ada di bawah video ini.
Penutup
Intinya, memahami dan tertib pajak itu seperti olahraga. Kalau tidak mau "sakit" di kemudian hari, ya mulai dari sekarang. Mulai belajar, mulai tertib, supaya nanti tidak repot sendiri. Yuk, join grup WhatsApp belajar pajak di bawah dan jangan lupa subscribe channel saya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
 

0 Response to "Ngerti Pajak Itu Kayak Olahraga: Pengalaman Saya Sebagai Pelaku Online Seller"
Posting Komentar